DIRGA DI BULAN APRIL
Suasana
udara dingin di pagi buta,seiring dengan kilaunya mentari yang perlahan
menampakkan sayap nya,menemani langkah sepasang kakak-adik yang perlahan
melangkah satu demi satu pijakan.
Panas mentari yg begitu
menyengat membuat sepasang saudara ini sepakat untuk berteduh sejenak.
“Ya Alloh,hari ini panas sekali ya kak,capek banget rasanya...”kata april memecah keheningan.
“iya nih de’oya minum dulun gih”kata dirga dengan menyodorkan air mineral.
Setelah sejenak
beristirahat mereka pun tak ingin berlama-lama lagi dalam perjalanan,mereka pun
bergegas melanjutkan perjalanan mereka menuju desa terpencil di sebelah selatan
kota Bone,desa itu bernama desa”Bajoe”
Perjalanan yang melelahkan itu kini membawa mereka
sampai ke tempat tujuan,mereka di sambut dengan hangat oleh penduduk setempat.
Mereka pun di beri tempat tinggal untuk sementara waktu.
Penduduk
setempat umum nya bermata pencarian sebagai nelayan,sumber kehidupan mereka pun
berasal dari laut. Penduduk setempat pun sangat ramah,sehingga tak heran April
dan Dirga merasa nyaman dan tentram tinggal di desa itu. Kedatangan mereka
hanya untuk mencari pengalaman dari penduduk desa tersebut,waktu mereka pun
terbatas,mereka hanya memiliki waktu empat bulan di desa tersebut,jadi harus di
pergunakan dengan baik.
Malam pun tiba,suasana
malam pun sangat berbeda dengan di kota,tak terdengar lagi hiruk-pikuk
kendaraan yang silih berganti,hanya bunyi jangkrik yang menemani...
Dirga dan April duduk
terpaku menatap cahaya bintang yang temaram dan hangat nya api unggun yang
menyelimuti mereka hingga fajar terbit...
Pagi pun menyapa...mentari
di ufuk timur mengundang perhatian mereka seakan ingin tau indahnya panorama
hari ini.
“kak, lihat deh,indah banget”seraya menunjuk ke arah pantai.
“iya ya,kamu mau ya de’kalau aku ambilin?”
“Mmmm...lebay deh,emank bisa ya kak?”
“bisa aja kalau kamu mau,,hehehe”ucap dirga sambil ketawa.
“kk nih sembarangan aja,ayo kitab jalan lagi...”seraya menarik tangan dirga.
“April,kalau begini suasananya kk betah tinggal di desa ini
lebih lama lagi”.
“April juga pengennya gitu kak,tapi kakak kan tau kalau waktu
yang di kasih papa dan mama Cuma empat bulan kan kak?tapi bulan april masih
lama kok kak,tenang aja,kangennya ntar lumutan loh...”ucapnya dengan polos
“iya juga sih de’,emank nya kamu sudah kangen ya sama mama dan
papa?”tanya dirga
“kangen juga sih kak,baru dua hari disini,gimana ntar kalau dua
bulan? Bisa-bisa april ngigo’terus nih kak..”ucapnya manja.
“dasar anak manja kamu”seraya mengelus rambut April.
Dirga hanya mampu menatap
April dengan senyum nya,namaun dsalan benar Dirga ia berbisik...
“Aku akan berusaha buat kamu tetap tersenyum April,walau sebenar
nya kamu bukanlah adik kandungku,tapi rasa sayang ini melebihi rasa sayangku
pada diri sendiri”.
Tiba-tiba April melihat
dirga melamun,dan diam-diam mengagetkannya...
“hayooo..ngelamunin apaan kak?ntar kesambet loh”seraya menepuk pundak dirga.
Dirga pun tersentak...
“eeh..gak kok,kakak gak ngelamun,yuk jalan lagi...”ucapnya dengan santai.
Hari
berganti hari,minggu berganti minggu,bulan berganti bulan,kini waktu mereka
semakin dekat,namun mereka tidak menyia-nyiakan waktu mereka. Mereka berusaha
semaksimal mungkin untuk membantu permasalahan pendududk setempat,sehingga
perlahan penduduk mulai hidup rukun dan damai.
Suatu ketika di sisi lain
entah mengapa dirga mulai menyukai April,sedangkan ia pun tau kalau April
layaknya adik kandung nya sendiri. Namun perasan itu datang dengan
sendirinya,hingga suatu ketika dirga berusaha mengungkapkan semuanya...
Saat
senja pun tiba,mentari yang redup pun menjadi saksi bisu dari percakapan
mereka..
“Ada apa kak?sepertinya ada hal penting yang ingin kakak
sampaikan ke saya?”tanya April dengan
sikap dinginnya..
“Mmm..gini de’,tapi kamu harus janji dulu sama kakak,kamu tidak
boleh tidak boleh sedih atau berkecil hati setelah apa yang akan kakak
ceritakan sama kamu.”
“InsyaAllah kakak”.
“Gini de’,sebenarnya kita bukan saudara kandung.”kata Dirga memecah keheningan..
“Maksud kakak apa dengan perkataan itu?apa aku bukan anak dari
mama dan papa?”tanya April
“April,waktu kecil kamu di adopsi sama mama dan papa ketika umur
mu masih dua tahun,karna dulu mama sangat membutuhkan seorang bayi
perempuan,berkat usul dari papa mereka pun mengadopsi mu,April.”jelas Dirga
Mendengar
penjelasan Dirga,April tak kuasa menahan tangisnya,orang tua yang selama ini
membesarkannya dengan penuh kasih dan cinta
rupanya bukanlah orang tua kandungnya. Hal yang tak pernah terlintas di
benak April,tak kuasa menerima kenyataan yang ada,April hanya duduk terpaku dan
seakan-akan tatapannya tak lagi memancarkan kebahagiaan,lesung pipi yang
biasanya menghiasi setiap senyumannya kini pun tak nampak lagi.
Sebenarnya
Dirga tak sanggup menceritakan,namun Dirga merasa April sudah sepantasnya
mengetahui hal tersebut. Sebab selama apapun dan sampai kapanpun
orangtuanya menyembunyikan hal itu,maka
akan lebih menyakitkan buat April nantinya.
Dalam benak April pun
berkecamuk,muncul seribu satu macam pertanyaan di hati nya. “Apakah aku di lahirkan tanpa seorang ayah
dan ibu?”
Walaupun
seperti itu kenyataannya April tak ingin terus menmerus larut dalam
kesedihan,walau mama dan papanya itu bukanlah orang tua kandungnya,tapi buat
April mereklah harta satu-satu nya yang ia punya. Tanpa kasih sayang dario
mereka,tanpa didikan dari mereka,mustahil April bisa menjadi wanita Sholehah
seperti sekarang ini.
April pun beranjak dari
lamunan nya,seraya berkata..
“Kakak,April ikhlas menerima kenyataan kalau mama dan papa
bukanlah orang tua kandung April,toh itu tidak merubah rasa sayangku ke mereka”
“terima kasih Adikku,kamu akan tetap menjadi bagian dari
keluarga kami”kata Dirga.
Mereka
pun kembali kerumah,dan keesokan harinya April memutuskan untuk pulang,tentunya
keputusan April untuk pulang jauh dari apa yang mereka rencanakan sebelumnya.
Dirga heran dengan keputusan april untuk pulang secepat ini,namun Dirga paham
apa yang betul dengan keputusan April. Dengan langkah pelan Dirga mendekati
April.
“Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini?”tanya Dirga dengan suara pelan.
Seraya menyeka air matanya”InsyaAllah kak,”
“Bakilah,jangan nangis lagi ya,hariini juga kita pulang dan akan
kita bicarakan baik-baik sama mama dan papa.”
Hari
itu juga mereka berpamitan dengan penduduk setempat,isak tangis warga mengantar
kepergian mereka,penduduk berharap kiranya Dirga dan April dapat berkunjung ke
desa itu lagi. Di tengah perjalanan
mereka,datang sebuah mobil sedan yang akan menjemput mereka
Sampailah
mereka di rumah,orang tua mereka sudah menanti mereka sedari tadi. Tanpa
basa-basi April langsung memeluk kedua orang tuanya. Dan disaat itu pula April
meminta penjelasan dari ke dua orang tuanya.
Sehingga terjawab sudah
semua pertanyaan di benak April,ia pun legah bahwasanya dirinya adalah anak
dari yatim yang beruntung mendapatkan orang tua yang amat menyayanginya.
Sebulan
berlalu,suatu ketika Dirga merasa perasaannya terhadap April semakin
dalam,sulit baginya untuk memendam hal itu,dan pada akhirnya dirga memberanikan
diri untuk mengatakannya kepada April. Dengan perlahan mendekati Apri,Dirga
mengungkapkan perasaannya,April terkejut akan pernyataan sosok yang ada di
hadapannya itu,yang tidak lain dan tidak bukan kakak nya sendiri. Sejenak
terdiam tanpa sepatah kata pun April berusaha tenang dalam mengambil
sikap,seraya menghela nafas April pun berkata..
“Sejak kapan kakak memiliki rasa itu terhadapku? Dan jika mama
dan pap tau,apakah mereka akan merestui hal ini kak?”tanya April
“Salahkah jika aku menyukaimu?sedang pula kita bukan saudara
kandung,entah mengapa perasaan ini selalu saja menghantui ku..tidakkah kamu
memiliki rasa yang sama terhadsapku April?”
“Tidak kak,hal ini gak boleh terjadi,aku menganggap kakak
seperti saudara kandungku sendiri,aku gak mau merusak keluarga ini lagi dengan
adanya rasa cinta kakak ke aku.”jelas
April
Mendengar
jawaban April,dirga merasa terpuruk, dia berusaha menceritakan hal itu kepada
orang tua nya,namun hanya mendapat tentangan dari mereka dengan alasan dirinya
dan April adalah saudara,dan sampai kapan pun akan tetap mnjadi saudara.
Kini
kalender pun berganti posisi,tibalah bulan April,yang dimana bulan itu adalah
bulan kelahiran April. Mengapa dirga harus ada di bulan April? Mungkinkah semua
rasa ini hanyalah sebuah retorika kehidupan?
Itulah
Cinta,terkadang cinta datang disaat kita enggan untuk berkata siap,dan ketika
kita siap mencari dimanakah cinta itu?untuk siapakah gerangan?dan sampai kapan
kita harus menunggunya di saat hati ini berkecamuk?
Mmmm..tak
ada yang mamapu menjawabnya,maka disitulah kita tunjukkan seberapa besar sikap
kita dalam bertawakkal,menanti Cinta dari Alloh yang merupakan Anugrah terbesar
dalam hidup ini,dan hanya satu kata yang mampu mnjawabnya “Wallahu’alam”....
SEKIAN dan TERIMA
KASIH....
0 komentar:
Posting Komentar