Sabtu, 10 Mei 2014

CERPEN



DIRGA DI BULAN APRIL
Suasana udara dingin di pagi buta,seiring dengan kilaunya mentari yang perlahan menampakkan sayap nya,menemani langkah sepasang kakak-adik yang perlahan melangkah satu demi satu pijakan.
Panas mentari yg begitu menyengat membuat sepasang saudara ini sepakat untuk berteduh sejenak.
“Ya Alloh,hari ini panas sekali ya kak,capek banget rasanya...”kata april memecah keheningan.
“iya nih de’oya minum dulun gih”kata dirga dengan menyodorkan air mineral.
Setelah sejenak beristirahat mereka pun tak ingin berlama-lama lagi dalam perjalanan,mereka pun bergegas melanjutkan perjalanan mereka menuju desa terpencil di sebelah selatan kota Bone,desa itu bernama desa”Bajoe”
Perjalanan  yang melelahkan itu kini membawa mereka sampai ke tempat tujuan,mereka di sambut dengan hangat oleh penduduk setempat. Mereka pun di beri tempat tinggal untuk sementara waktu.
Penduduk setempat umum nya bermata pencarian sebagai nelayan,sumber kehidupan mereka pun berasal dari laut. Penduduk setempat pun sangat ramah,sehingga tak heran April dan Dirga merasa nyaman dan tentram tinggal di desa itu. Kedatangan mereka hanya untuk mencari pengalaman dari penduduk desa tersebut,waktu mereka pun terbatas,mereka hanya memiliki waktu empat bulan di desa tersebut,jadi harus di pergunakan dengan baik.
Malam pun tiba,suasana malam pun sangat berbeda dengan di kota,tak terdengar lagi hiruk-pikuk kendaraan yang silih berganti,hanya bunyi jangkrik yang menemani...
Dirga dan April duduk terpaku menatap cahaya bintang yang temaram dan hangat nya api unggun yang menyelimuti mereka hingga fajar terbit...
Pagi pun menyapa...mentari di ufuk timur mengundang perhatian mereka seakan ingin tau indahnya panorama hari ini.
“kak, lihat deh,indah banget”seraya menunjuk ke arah pantai.
iya ya,kamu mau ya de’kalau aku ambilin?”
“Mmmm...lebay deh,emank bisa ya kak?”
“bisa aja kalau kamu mau,,hehehe”ucap dirga sambil ketawa.
“kk nih sembarangan aja,ayo kitab jalan lagi...”seraya menarik tangan dirga.
“April,kalau begini suasananya kk betah tinggal di desa ini lebih lama lagi”.
“April juga pengennya gitu kak,tapi kakak kan tau kalau waktu yang di kasih papa dan mama Cuma empat bulan kan kak?tapi bulan april masih lama kok kak,tenang aja,kangennya ntar lumutan loh...”ucapnya dengan polos
“iya juga sih de’,emank nya kamu sudah kangen ya sama mama dan papa?”tanya dirga
“kangen juga sih kak,baru dua hari disini,gimana ntar kalau dua bulan? Bisa-bisa april ngigo’terus nih kak..”ucapnya manja.
“dasar anak manja kamu”seraya mengelus rambut April.
Dirga hanya mampu menatap April dengan senyum nya,namaun dsalan benar Dirga ia berbisik...
“Aku akan berusaha buat kamu tetap tersenyum April,walau sebenar nya kamu bukanlah adik kandungku,tapi rasa sayang ini melebihi rasa sayangku pada diri sendiri”.
Tiba-tiba April melihat dirga melamun,dan diam-diam mengagetkannya...
“hayooo..ngelamunin apaan kak?ntar kesambet loh”seraya menepuk pundak dirga.
Dirga pun tersentak...
“eeh..gak kok,kakak gak ngelamun,yuk jalan lagi...”ucapnya dengan santai.
Hari berganti hari,minggu berganti minggu,bulan berganti bulan,kini waktu mereka semakin dekat,namun mereka tidak menyia-nyiakan waktu mereka. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk membantu permasalahan pendududk setempat,sehingga perlahan penduduk mulai hidup rukun dan damai.
Suatu ketika di sisi lain entah mengapa dirga mulai menyukai April,sedangkan ia pun tau kalau April layaknya adik kandung nya sendiri. Namun perasan itu datang dengan sendirinya,hingga suatu ketika dirga berusaha mengungkapkan semuanya...
Saat senja pun tiba,mentari yang redup pun menjadi saksi bisu dari percakapan mereka..
“Ada apa kak?sepertinya ada hal penting yang ingin kakak sampaikan ke saya?”tanya April dengan sikap dinginnya..
“Mmm..gini de’,tapi kamu harus janji dulu sama kakak,kamu tidak boleh tidak boleh sedih atau berkecil hati setelah apa yang akan kakak ceritakan sama kamu.”
“InsyaAllah kakak”.
“Gini de’,sebenarnya kita bukan saudara kandung.”kata Dirga memecah keheningan..
“Maksud kakak apa dengan perkataan itu?apa aku bukan anak dari mama dan papa?”tanya April
“April,waktu kecil kamu di adopsi sama mama dan papa ketika umur mu masih dua tahun,karna dulu mama sangat membutuhkan seorang bayi perempuan,berkat usul dari papa mereka pun mengadopsi mu,April.”jelas Dirga
Mendengar penjelasan Dirga,April tak kuasa menahan tangisnya,orang tua yang selama ini membesarkannya dengan penuh kasih dan cinta  rupanya bukanlah orang tua kandungnya. Hal yang tak pernah terlintas di benak April,tak kuasa menerima kenyataan yang ada,April hanya duduk terpaku dan seakan-akan tatapannya tak lagi memancarkan kebahagiaan,lesung pipi yang biasanya menghiasi setiap senyumannya kini pun tak nampak lagi.
Sebenarnya Dirga tak sanggup menceritakan,namun Dirga merasa April sudah sepantasnya mengetahui hal tersebut. Sebab selama apapun dan sampai kapanpun orangtuanya  menyembunyikan hal itu,maka akan lebih menyakitkan buat April nantinya.
Dalam benak April pun berkecamuk,muncul seribu satu macam pertanyaan di hati nya. “Apakah aku di lahirkan tanpa seorang ayah dan ibu?”
Walaupun seperti itu kenyataannya April tak ingin terus menmerus larut dalam kesedihan,walau mama dan papanya itu bukanlah orang tua kandungnya,tapi buat April mereklah harta satu-satu nya yang ia punya. Tanpa kasih sayang dario mereka,tanpa didikan dari mereka,mustahil April bisa menjadi wanita Sholehah seperti sekarang ini.
April pun beranjak dari lamunan nya,seraya berkata..
“Kakak,April ikhlas menerima kenyataan kalau mama dan papa bukanlah orang tua kandung April,toh itu tidak merubah rasa sayangku ke mereka”
“terima kasih Adikku,kamu akan tetap menjadi bagian dari keluarga kami”kata Dirga.
Mereka pun kembali kerumah,dan keesokan harinya April memutuskan untuk pulang,tentunya keputusan April untuk pulang jauh dari apa yang mereka rencanakan sebelumnya. Dirga heran dengan keputusan april untuk pulang secepat ini,namun Dirga paham apa yang betul dengan keputusan April. Dengan langkah pelan Dirga mendekati April.
“Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini?”tanya Dirga dengan suara pelan.
Seraya menyeka air matanya”InsyaAllah kak,”
“Bakilah,jangan nangis lagi ya,hariini juga kita pulang dan akan kita bicarakan baik-baik sama mama dan papa.”
Hari itu juga mereka berpamitan dengan penduduk setempat,isak tangis warga mengantar kepergian mereka,penduduk berharap kiranya Dirga dan April dapat berkunjung ke desa itu lagi.  Di tengah perjalanan mereka,datang sebuah mobil sedan yang akan menjemput mereka
Sampailah mereka di rumah,orang tua mereka sudah menanti mereka sedari tadi. Tanpa basa-basi April langsung memeluk kedua orang tuanya. Dan disaat itu pula April meminta penjelasan dari ke dua orang tuanya.
Sehingga terjawab sudah semua pertanyaan di benak April,ia pun legah bahwasanya dirinya adalah anak dari yatim yang beruntung mendapatkan orang tua yang amat menyayanginya.
Sebulan berlalu,suatu ketika Dirga merasa perasaannya terhadap April semakin dalam,sulit baginya untuk memendam hal itu,dan pada akhirnya dirga memberanikan diri untuk mengatakannya kepada April. Dengan perlahan mendekati Apri,Dirga mengungkapkan perasaannya,April terkejut akan pernyataan sosok yang ada di hadapannya itu,yang tidak lain dan tidak bukan kakak nya sendiri. Sejenak terdiam tanpa sepatah kata pun April berusaha tenang dalam mengambil sikap,seraya menghela nafas April pun berkata..
“Sejak kapan kakak memiliki rasa itu terhadapku? Dan jika mama dan pap tau,apakah mereka akan merestui hal ini kak?”tanya April
“Salahkah jika aku menyukaimu?sedang pula kita bukan saudara kandung,entah mengapa perasaan ini selalu saja menghantui ku..tidakkah kamu memiliki rasa yang sama terhadsapku April?” 
“Tidak kak,hal ini gak boleh terjadi,aku menganggap kakak seperti saudara kandungku sendiri,aku gak mau merusak keluarga ini lagi dengan adanya rasa cinta kakak ke aku.”jelas April
Mendengar jawaban April,dirga merasa terpuruk, dia berusaha menceritakan hal itu kepada orang tua nya,namun hanya mendapat tentangan dari mereka dengan alasan dirinya dan April adalah saudara,dan sampai kapan pun akan tetap mnjadi saudara.
Kini kalender pun berganti posisi,tibalah bulan April,yang dimana bulan itu adalah bulan kelahiran April. Mengapa dirga harus ada di bulan April? Mungkinkah semua rasa ini hanyalah sebuah retorika kehidupan?
Itulah Cinta,terkadang cinta datang disaat kita enggan untuk berkata siap,dan ketika kita siap mencari dimanakah cinta itu?untuk siapakah gerangan?dan sampai kapan kita harus menunggunya di saat hati ini berkecamuk?
Mmmm..tak ada yang mamapu menjawabnya,maka disitulah kita tunjukkan seberapa besar sikap kita dalam bertawakkal,menanti Cinta dari Alloh yang merupakan Anugrah terbesar dalam hidup ini,dan hanya satu kata yang mampu mnjawabnya “Wallahu’alam”....

SEKIAN dan TERIMA KASIH....




0 komentar:

Posting Komentar

 

Goresan Pena Ashima Template by Ipietoon Cute Blog Design