Selasa, 05 Agustus 2014

Cerpen terbaru 2014


ASDOSKU PACARKU
By: Afrilian HasyimahSyazwan
Namaku Jessica, Aku seorang wanita Karir dan juga seorang ibu rumah tangga, suatu ketika terngiang di pikiranku saat-saat aku kuliah dulu dan di pertemukan dengan jodohku yang sekarang menjadi suamiku.
Aku kuliah di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Jurusan Kesehatan Masyarakat di bidang Gizi. Kini tahun ketiga ku menjalani Studyku, meski aku gak seperti teman-teman ku yang menikmati kuliahnya dengan berfoya-foya dengan uang yang mereka dapat dari orang tuanya, tapi aku masih bersyukur  bisa kuliah tanpa harus menghambur-hamburkan uang orang tuaku. Aku terkenal dengan sebutan kutu buku. Iya sih aku memang gak bisa terlepas dari yang namanya buku. Tapi aku gak merasa kecil hati ko’ di bilangi kutu buku.  Malahan baguslah aku jadi di anggap pintar,heheh..Cuma muji diri ko’.
Suatu hari ketika aku berangkat ke kampus kebetulan hari itu aku buru-buru banget, karena kebetulan juga hari itu aku Presentasi. Tiba-tiba ada mobil yang lewat dan hampir aja nyerempet aku,aku kaget dan terjatuh. “Haaiissshhh.. Sial banget sih aku hari ini udah telat bangun, pakek jatuh lagi”ngomelku dalam hati. Tiba- tiba mobil itu berhenti dan melihat dari balik jendelanya dan berkata
“Hey! Kalau jalan tuh di pinggir, hampir aja gue tabrak loe”.
 Hmm… Panas kuping  aku dengar perkataan tuh cowok brengsek.
“He!! Gak usah Songong deh loe, siapa juga yang jalan di tengah, gak usah banyak bacot deh loe, Untung aja gue gak laporin loe ke polisi. Dasar Cowok rempong!!!” Ketus ku. Cowok itu pun berlalu setelah mendengar kata-kataku tadi.
“Akhinya sampai di kampus juga, tapi masa sih aku presentasi dengan baju kotor dan berantakan gini, kan gak mungkin dong, Apa kata dosennya nanti. Aaah.. kali ini aku strees tingkat dewa deh”. Aku pun bergegas membersihkan bajuku di toilet,karena gak mungkin aku pulang ke rumah sedangkan presentasiku tinggal 5 menit lagi. Meski gak terlalu bersih setidak nya gak kaya tadi, akupun dengan harap-harap cemas memasuki ruang kelas dan aku udah di tunggu sama sahabatku Dwi yang mengira aku gak akan datang hari ini. “Astagfirulloh.. Kamu kenapa ko’berantakan banget sih? Habis renang loe di comberan,he?” kata Dwi sambil matanya melotot. Aku masih enggan menjelaskannya ke Dwi, mengingat beberapa menit lagi aku akan presentasi jadi harus menenangkan diri dulu.
Tiba-tiba Ketiku (Ketua Tingkat) bilang bahwa hari ini dosen gak dateng dan di gantikan dengan Asistennya. Kami pun serentak menghela napas panjang. “Kenapa juga harus Asistennya?” kami memang sangat meragukan Asisten dosen karena ulah asisten dosen juga yang buat Nilai kami di semester lalu nyaris gak ada, bukan apanya sih, kebanyakan asisten dosen itu teledor dalam memberikan nilai kepada kami, jadi itu alasan kami sangat menolak adanya Asdos (Asisten Dosen).
Beberapa menit kemudian Asdos nya Masuk ke kelas kami, “Wuuuiiihhh… Cool Man..” kata ku dalam hati. temen-temen sekelasku gak ada yang merem satupun pas tuh asdos masuk ruangan kami, tapi saat dia melepas topinya aku kaget setengah mati. Ternyata tuh Asdos  orang yang hampir nyerempet aku tadi dan orang yang aku kata-katain juga. “Aaaahh… Matii Guueee.” kenapa kebetulan gini sih,bisa terancam nilaiku nih. Asdos itu memperkenalkan namanya dengan gaya sok Cool nya itu. “Nama Saya Andi Deva Ferdiansyah, panggil saja saya Dev, Saya Adik dari Dosen kalian pak Hidayat. Saya mengajar di Universitas Hasanuddin, mata kuliah yang saya bawakan yaitu tentang Epidemologi Gizi. Status saya Single,belum menikah dan tidak punya pacar. Jika ada yang mau di tanyakan silahkan bertemu dengan saya.” Jelas Dev.
Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku, pertanda bahwa aku mengerti apa yang di katakan Dev, hal yang aku lakukan kepada semua dosen yang menjelaskan apapun di depanku. Tiba-tiba Dev menyebut Namaku.” Jessica Chriestica,silahkan memprentasikan tugasmu.” Aku pun dengan berlahan berdiri dan melangkah dengan wajah tertunduk. Aku pun langsung saja memulai presentasiku, dari kejauhan Dwi memberiku semangat “ Jess, Fighting!!” aku pun tersenyum melihatnya, Dengan menghela napas panjang aku pun mulai. Aku hanyut dalam presntasiku hari itu, aku rasa aku melakukannya dengan baik, dan mendapat reaksi posiitif dari teman-temanku, semua memberikan tepuk tangan kepadaku, dan saat aku melihat ke Dev ternyata Dev begitu memperhatikanku sedari tadi . Hati ku bercampur bahagia dan malu,juga kesal sih sama Dev itu.
Dev mengumumkan Nilai presentasiku, dan gak aku sangka aku dapat nilai 99, Nilai paling tinggi diantara teman-tamanku. Waw.. serasa pengen terbang gitu.
Akhirnya kelas pun selesai, akupun bergegas keluar kelas lebih awal dai biasanya mungkin sangking senangnya aku sampai lupa ngajak Dwi keluar kelas bareng.
            “Cie..cie.. yang lagi senang, sampai-sampai aku di tinggal gitu aja!” ucap Dwi Manyun 
            “Hmm..maaf..maaf.. aku bahagia sih tapi sebel juga.”
“Kenapa sebel? Bukannya bahagia gitu bisa dapat nilai tinggi, heran deh sama   kamu,Jess.”
Seraya menghela napas Jessica menjelaskan kejadian tadi pagi.
“Dwi dengerin aku ya, Dev itu orang yang hampir nyerempet aku dan orang yang aku kata-katain tadi pagi, aku kaget banget tau gak tadi pagi, rasanya gak bisa napas.” Jelas Jessica
“Wah..wah.. gila loe Jess, udah jatuh malah ketiban tangga pula loe, ckckck” kata Dwi sambil menggelengkan kepala.
“Yaa udahlah, toh udah terlanjur juga, aku ya masih tetap kesal sama tuh asdos! Yang bener aja tuh, ngakunya asdos tapi sama mahasiswa sendiri kasar banget, baru juga Asisten, gimana kalau udah jadi dosen!” Ketusnya
Dwi mengusap-ngusap pundakku agar aku tenang,kami pun pulang ke rumaah tanpa kelayapan kemana-mana. Sesampainya di rumah aku langsung menghempaskan tubuhku ke kasur, aku betul-betul lelah hari itu, aku makan, sholat dan langsung tidur, sebab ada tugas yang harus aku kerjakan malamnya. Aku terbiasa mengatur waktuku dengan baik agar semua kegiatanku tidak terbengkalai, mungkin karena aku sudah terbiasa hidup sendiri tanpa ada mama dan papa di sampingku, aku jadi bisa mandiri.
Dalam hidupku banyak sekali yang ingin aku lakukan bersama mama dan papaku tapi apa daya, demi harus menyekolahkanku mereka bertarung nyawa jauh-jauh ke luar daerah untuk mencari seonggok rupiah. Tak lama aku merenung tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk pintuku, aku pun bergegas membuka pintu, aku tercengang saat aku buka pintu kamarku wajah Dev yang muncul di hadapanku, aku terkejut banget, buat apa dia kesini? Ada perlu apa dia sama aku? Dari mana dia tau alamatku? Berbagai pertanyaan muncul di benakku.
Aku pun menyuruhnya masuk, bagaimanapun Dev itu asisten dosenku, jadi mau tak mau aku harus menjamunya, aku gak berani berkutik saat dia ada di hadapanku seperti ini.
“ maaf ya aku mengganggu waktu kamu, kamu pasti kaget karena tiba-tiba aku datang ke rumah kamu, jujur saja sejak kejadian kemaren aku gak bisa tenang mikirin kamu, aku merasa bersalah sama kamu, kamu terluka gak kemaren? Kita kerumah sakit aja yuk.” Jelas Dev
“gak papa ko’kak, aku baik-baik aja, aku juga minta maaf udah ngata-ngatin kakak kemaren, baru kali itu aku bicara kasar sama orang. Sekali lagi aku minta maaf ya kak Dev.” Ucapku seraya tertunduk malu.
            “ gak perlu minta maaf Jessica, aku maklumi itu.” Kata Dev
            “ tapi kakak tau alamatku dari siapa?” tanyaku
“ oh itu, kemaren pas kelas selesai aku panggil Dwi ke ruanganku, aku minta deh alamat kamu, maaf ya kalau aku lancang.”
            “iya gak apa-apa kak, maaf ya seadanya aja kak, maklum anak kos-kosan.”
Dev tersenyum melihatku, akupun membalas senyumnya. Akhirnya Dev berpamitan untuk pulang, entah kenapa aku bahagia banget dan berharap hari esok cepat tiba agar bisa ketemu lagi sama Dev, hmm.. ini nih yang namanya benci tapi demen…heheh
Keesokan harinya seperti biasa aku menjalani keseharianku sebagai mahasiswa yang pastinya ke kampus donk, masa ke kebun. Aku berjalan dengan santai di koridor fakultas, sesekali menyapa kenalanku, hari itu terasa berbeda banget, gak seperti kemarin yang serba berantakan. Senyum sembringah terpancar dari sela bibirku. Dwi sampai heran banget liat aku seperti itu, dan sesekali dia mengejekku. Hmm.. tau aja nih si Dwi low aku lg happy. Saat masuk ke ruang kelas aku di kagetkan dengan teman-temanku yang tumben-tumbenan berkerumun di depan meja ku, aku penasaran dan segera melihatnya. Aku terkejut saat yang aku lihat di atas mejaku itu adalah seikat bunga mawar Putih kesukaanku beserta kartu ucapan yang bertuliskan “From: Pangeran Berkuda Putih”. Aku diam seribu bahasa, dan seketika itu pula beribu pertanyaan muncul di benakku.
“ siapa kah si ‘pangeran berkuda putih’ ini? Kenapa dia tau aku menyukai White Rose?” bisikku dalam hati
Seikat mawar itu selalu ku pandangi, ku pegang, dan ku tanya dia, “dari mana asalmu?” pertanyaan bodoh itu seketika terlontar dari bibirku. Tiba-tiba ponselku bordering singkat tanda ada pesan teks yang masuk. Aku segera membukanya ternyata pesan dari Dev, disitu tertulis “ White Rose itu ku persembahkan untuk wanita pujaanku.” Aku yang membaca pesan Dev terkejut banget, aku gak nyangka bunga itu dari Dev, aku langsung bergegas temui Dev, tapi pas aku mau keluar dari ruangan, ternyata Dev sudah memperhatikan aku sedari tadi di depan pintu. Dev menarik tanganku dan mengajak ku ke mobilnya, Dev mengatakan padaku jika ia menyukaiku, bahkan ia ingin menjalin hubungan serius denganku. Aku gak habis pikir dari mana perasaan ini muncul,dan sejak kapan aku dan Dev saling menyukai.
Umur ku dan Dev terpaut Lima tahun tapi kami berkomitmen untuk saling melengkapi kekurangan kami. Aku di usia yang Sembilan belas tahun akan mencoba mengerti posisi Dev dan selalu memberinya support, sedangkan Dev dengan usianya yang Dua puluh empat tahun akan selalu mengerti aku, dan selalu menyayangiku, dan menjagaku.
Pukul 14:30 di taman kampus.
Dev resmi mengajakku untuk bertunangan, meski kami belum lama kenal tapi kami yakin apapun jalan yang kami tempuh ini adalah yang terbaik buat kami kedepannya. Sore itu kami di saksikan teman-teman satu kampus yang heboh banget melihatku bersama kak Dev.
Satu tahun kemudian…
Setelah Dev diangkat menjadi dosen tetap, ia pun akhirnya melamarku, aku bahagia dan bersyukur Alloh mempertemukan aku dengan Dev, setahun bertunangan sudah cukup buat kami untuk saling mengenal lebih jauh. Nah, itu kan dulu waktu setahun kami menikah, sekarang nih setelah aku wisuda kami pun memiliki buah hati yang menjadi belahan jiwa kami, lengkap sudah hidup ini setelah malaikat kecil ini hadir dalam hidup kami, Anggun Christica Ferdiansyah. Itulah nama buah hati kami. Sering kali aku tersenyum jika mengingat kembali masa-masa awal pertemuanku dengan Mas Dev yang awal nya adalah laki-laki yang aku benci namun sekarang yang terjadi adalah “ Asdosku Pacarku” bahkan Dev bukan hanya pacarku di dunia tapi juga pacarku untuk di akhirat kelak bersama buah hati kami.
            SELESAI…

0 komentar:

Posting Komentar

 

Goresan Pena Ashima Template by Ipietoon Cute Blog Design