Jumat, 31 Oktober 2014

Cerpen terbaru Oktober 2014

CINTA ITU EMERGENCY !!!

By : Afrilian Hasyimahsyazwan

“ CINTA, adalah hal yang unik jika di lihat dari dua sisi mata uang yang berbeda. CINTA terkadang memberikan kekuatan bagi yang memahaminya secara utuh. Tapi terkadang CINTA menjadi lemah ketika Si pemilik cinta meragukan Anugerah itu. Yaa, CINTA itu Anugerah terbesar diseluruh jagad raya ini.
Bermodalkan cinta saja tidak cukup, harus ada yang namanya tanggung jawab, saling menghargai antar pasangan, bahkan harus punya modal materi untuk bisa membangun sebuah CINTA yang sebenarnya.
Di era modern yang serba glamour terkadang mereka para remaja di butakan dengan cinta versi mereka. Berbagai duduk permasalahan yang terkadang membuat mereka tak memiliki jalan lain selain mengakhiri hidup mereka atau hidup orang lain. Semua itu karena CINTA versi mereka yang salah.”

Nama ku Syazwan Azzahra, aku seorang penulis cerpen sebuah tabloid remaja di  perusahaan surat kabar yang ada di Makassar. Meskipun aku penulis cerpen romantis, tapi sebenarnya tidak seromantis perjalanan cintaku hingga sekarang aku berumur dua puluh empat tahun. Hal tersulit yang aku hadapi yaitu ketika akan saling berkomitmen antara aku dan dia, ada saja halangannya. Di selingkuhinlah, di tinggal nikahlah, bahkan di porotin dan ujung-ujungnya pun selesai begitu saja. Na’as bukan?
Tidak sulit bagiku untuk mencari sosok pria yang akan mendampingiku kelak, hanya saja yang sulit adalah mencari yang mampu bertahan meski di hantam badai dari sisi manapun. Bahkan kriteia priaku pun tidak muluk-muluk, hamya mampu bertanggung jawab layaknya seorang pria dan mampu membangun cinta dalam keluarga yang Sakinah. Bahkan hal yang sesimple itupun gak bisa aku dapatkan di umurku yang cukup matang dalam berkeluarga.

Beda pemain beda pula kisah dan karakternya, kisah ku pun begitu, beda pria beda pula ceritanya. Di ujung ingatanku yang tak pernah aku lupakan hingga hembusan nafas ku sedetik yang lalu pun aku masih mengingatnya yaitu Galang. Kenapa harus dia yang nyantol di ingatanku? Karena retorika cintanya aku pun tertarik menjalin hubungan bersamanya. Galang orangnya perfect, stylist, sukses, dan dimataku dia orangnya sopan,baik, pokoknya semuanya ada sama dia. Bahkan tak terlihat sisi kekurangannya di mataku. Terkadang membuat iri sahabat-sahabat dan rekan kerjaku. Setiap jam pesan BBM nya selalu ada, ingetin aku sarapanlah, makan sianglah, makan malamlah, jangan terlalu capeklah dan sebagainya. Hal yang diinginkan setiap cewek dalam suatu hubungan yaitu perhatian seperti itu. Meskipun jarang ketemu dengan Galang setidaknya kita punya jadwal Nge-Date di sela-sela kesibukan kita masing-masing.

Tak pernah seharipun Galang melewatkan 1 hal yang aku sukai. Seperti biasanya, sepagi ini karangan bunga dari Galang pun menghiasi meja kerjaku. Bagi Galang karangan bunga itu bisa buat aku semangat kerja dan pengganti kehadirannya. Aku tidak pernah menuntut banyak dari Galang, aku selalu mensupport dia, dan terkadang aku datang ke kantornya membawakan makanan meskipun tidak pernah ketemu karena selalu bertepatan dengan jadwal meeting nya.

Jumat pagi aku sudah sibuk memilah-milah baju mana yang akan aku kenakan saat Nge-Date sama Galang. Dan setiap hari jumat juga aku mendengar Jeritan Gita di kamarku. Bagaiman tidak, kamar seperti kapal pecah kalau aku lagi memilah-milah baju. Gita adalah adik bungsuku yang sekarang di bangku kuliah, dia yang mengurus semua pekerjaan rumah jika aku sedang sibuk-sibuknya di kantor. Dan tak jarang aku kena omelan adikku sendiri, karena kerjaanku hanya mengobrak-abrik rumah.
Seingatku, ini kencanku yang ke dua belas, karena sudah sekitar tiga bulan aku jadian dengan Galang. Dan selama itupun semua berjalan mulus. Tak lama selesai berdandan suara klakson mobil Galang mengagetkan ku. Akupun bergegas keluar dan menghampiri Galang.
“ Maaf Lang, aku lama ya?” seraya masuk ke mobil yang pintunya udah dibukain sama Galang.
“ Tidak juga, aku juga barusan sampai ko’. Kita kemana hari ini princess?” tanya Galang dengan wajah cute nya itu.
“ Aku sih maunya ke tempat favorit aku, gmana?” tanyaku manja.
Galang sedikit menarik nafas dan kelihatan berpikir.
          “ Tempat favorit? “
          “ Iya, dikantor. Hehehe” kataku cengengesan
Galang pun geleng-geleng kepala seraya menyalakan mesin mobil. Dan hari itu hari dimana hanya ada kata AKU dan DIA, tanpa ada kata PEKERJAAN. Seharian kami hanya jalan, nonton dan makan. Yaah.. seperti itulah kegiatan kami ketika Nge-Date.

Seminggu berlalu, entah apa sebab musabab nya Galang kini sulit sekali untuk dihubungi. aku telpon di reject, aku SMS tidak pernah ada balasannya. Di BBM juga Cuma di Read. Aku bingung sama tingkah Galang yang tiba-tiba berubah drastis. Pernah sekali aku datang ke kantor Galang, dan aku melihat galang mesra sekali dengan Sutha teman kantor yang katanya adalah sahabatnya. “Apa sesama cowok harus semesra itu ya?” Gumamku dalam hati. Tapi aku gak berpikiran macam-macam, aku pikir Gaalang berusaha menenangkan Sutha yang kala itu terkena musibah.

Aku hampiri Galang kala itu, dan tiba-tiba Galang tersentak karena kehadiranku. Dan tiba-tiba Galang membentakku di hadapan Sutha, entah apa salahku baru pertama kalinya Galang kasar terhadapku. Meskipun kelihatannya aneh, aku pikir aku yang salah karena datang tanpa mengabari Galang, wajar saja dia  semarah itu. Aku coba bicara baik-baik sama Galang, tapi Galang enggan menatapku sedikitpun.

Di setiap langkahku menuju rumah, hal yang aku pikirkan adalah Galang, kenapa galang seperti itu? Sejak kapan galang sekasar itu? Khayalan ku buyar ketika aku sadar kepalaku kejedot di tiang listrik,, “AAAHHH... sakit atuuh...” seraya mengelus-elus kepalaku. Untung saja tidak ada yang melihat kejadian itu.

Ketika cinta sudah mendarah daging, di hinapun sama Galang aku masih tetap menyukainya. Masih berusaha sabar, hanya bisa menunggu amarah Galang meredah. Keesekon harinya aku kembali menemui Galang, berniat menghibur Galang dan meminta maaf, tapi ketika aku akan masuk ke ruangannya, aku terkejut saat melihat di balik daun pintu, Galang bermesraan yang gak sewajarnya sesama laki-laki, yaa Sutha yang aku kira adalah sahabat Galang. Kini aku tau semuanya, kini aku tau jika Galang ternyata seorang Gay. Rasa sakit karena merasa di khianati kekasih yang ternyata sama sekali tidak menyukai ku membuat rasa marah, kecewa, bercampur jadi satu.

Pria yang awalnya tak ada sedikitpun kekurangan di mataku, ternyata menyembunyikan rahasia besar yang tidak aku sangka. Pria yang sempat mengajakku berkomitmen menjalani hubungan yang serius, kini hanya sebuah retorika palsu belaka.
“Kenapa harus Gay? Apa aku ini tidak cukup mengisi kekosonganmu selama ini?” Gumamku. Ternyata menjalin hubungan denganku hanya sekedar formalitas belaka. Hati yang seutuhnya aku berikan dan aku percayakan kepada Galang, kini hancur berkeping-keping. 

Entah asal muasalnya dari mana aku bisa mendapatkan pria seperti Galang, yang begitu sempurna dimata para wanita. Aku hampir melupakan hal itu.
Sejak saat itu aku begitu selektif dalam memilih pria. Trauma ini seakan-akan membuat aku belajar dalam mengartikan Cinta yang sebenarnya. Status Jomblo pun tersandang dalam diriku.

Mungkin ini yang dikatakan Cinta itu Emergency, begitu menggebu-gebu saat pandangan pertama, hingga akhirnya menjadi kecewa stadium akhir.

SEKIAN....

0 komentar:

Posting Komentar

 

Goresan Pena Ashima Template by Ipietoon Cute Blog Design